5 Desember: Merayakan Hari Relawan Internasional dan Semangat Kebaikan Tanpa Batas

Liputan6.com, Jakarta - Setiap tanggal 5 Desember, dunia memperingati Hari Relawan Internasional atau International Volunteer Day. Momen ini menjadi kesempatan penting untuk mengapresiasi dedikasi para relawan yang bekerja tanpa pamrih demi membantu masyarakat, memperbaiki lingkungan, hingga menciptakan perubahan positif di berbagai belahan dunia.

Lebih dari sekadar perayaan tahunan, Hari Relawan Internasional mengingatkan bahwa semangat kerelawanan adalah kekuatan nyata yang mampu mendorong kemanusiaan ke arah lebih baik.

Sejak 1985, Program Relawan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNV) secara resmi mengoordinasikan peringatan ini.

PBB menggandeng komunitas, lembaga pemerintah, organisasi nirlaba, sektor swasta, hingga institusi akademik untuk mengakui pentingnya kontribusi relawan dalam pembangunan masyarakat.

Tujuannya melibatkan sebanyak mungkin orang untuk ikut terlibat dalam aksi sosial demi dunia yang lebih damai, inklusif, dan berkelanjutan.

Gerakan kerelawanan sendiri memiliki sejarah panjang. Menurut National Today, semangat relawan dapat ditelusuri hingga Eropa Abad Pertengahan ketika rumah sakit yang dikelola gereja merawat penderita kusta dan korban wabah.

Pada abad ke-18, konsep kerelawanan sempat identik dengan wajib militer. Namun, transformasi besar terjadi pada akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-19. Pada periode tersebut, organisasi besar seperti Palang Merah, Rotary Club, Lions Club, dan Y.M.C.A mulai berdiri, menggerakkan donasi, serta menjalankan kegiatan kemanusiaan secara terstruktur.

Di Amerika Serikat, aksi relawan juga menjadi bagian dari sejarah. Selama Perang Revolusi, masyarakat membantu mendukung upaya perang. Pada era 1820-an, gerakan keagamaan Second Great Awakening mendorong banyak orang turun tangan menyelesaikan masalah sosial seperti kemiskinan dan kesenjangan.

Gelombang besar kerelawanan kembali muncul pada era Depresi Besar 1930-an ketika jutaan warga bergotong-royong membantu sesama di tengah krisis ekonomi.

Kini, kerelawanan bukan hanya menjadi simbol kontribusi sosial, tetapi juga terbukti memberikan manfaat pribadi bagi relawan. Sejumlah studi menunjukkan bahwa keterlibatan dalam aksi sosial dapat menurunkan stres karena relawan mendapat dukungan sosial dan merasa lebih dihargai.

Mereka yang rutin menjadi relawan juga memiliki peluang 12 persen lebih tinggi untuk merasa bahagia karena aktif membantu orang lain dan membangun relasi positif.

Pada kelompok lansia, aktivitas relawan bahkan diyakini mampu menurunkan tingkat kematian dan meningkatkan kualitas hidup. Selain itu, penelitian mencatat bahwa individu yang aktif menjadi relawan memiliki peluang 27 persen lebih besar mendapatkan pekerjaan setelah menganggur, berkat pengalaman sosial yang memperkuat jaringan dan menunjukkan kemampuan interpersonal.

Untuk merayakan Hari Relawan Internasional, masyarakat dunia dapat berpartisipasi dengan berbagai cara.

Mulai dari memberikan donasi untuk mendukung program kemanusiaan, terlibat langsung dalam kegiatan kerelawanan di komunitas setempat, hingga membagikan pengalaman melalui media sosial dengan tagar #VolunteerNow.

Publik juga diajak membaca State of the World’s Volunteerism Report yang dirilis PBB setiap tiga tahun untuk memahami perkembangan aksi relawan di dunia.

Peringatan 5 Desember bukan hanya ajakan untuk turun tangan satu hari, tetapi pengingat bahwa semangat kebaikan tidak memiliki batas.

Melalui aksi kecil yang konsisten, setiap orang dapat menjadi bagian dari perubahan besar menuju dunia yang lebih manusiawi dan berkelanjutan.