Moskow (ANTARA) - Australia menerima persetujuan dari Amerika Serikat (AS) terkait perjanjian pertahanan AUKUS, yang ditujukan untuk membangun armada kapal selam nuklir Australia sendiri, menurut laporan lembaga penyiaran ABC pada Kamis (4/12), mengutip Menteri Pertahanan Australia Richard Marles.
Dengan mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut, surat kabar Financial Times pada Juni melaporkan bahwa Departemen Pertahanan AS telah memulai peninjauan untuk menentukan apakah negara tersebut harus menarik diri dari kesepakatan AUKUS (Australia, United Kingdom, and United States) 2021 tentang kapal selam dengan Inggris dan Australia.
Kemungkinan penarikan AS dari kesepakatan tersebut memicu kecemasan London dan Canberra, menurut laporan itu. Seorang juru bicara Pentagon mengatakan kepada RIA Novosti bahwa pihaknya sedang meninjau partisipasi AS dalam AUKUS guna memastikan kepatuhan terhadap prioritas pemerintahan Presiden AS Donald Trump.
Pemerintah Australia menerima tinjauan Pentagon terhadap perjanjian pasokan kapal selam AUKUS, yang bernilai 368 miliar dolar Australia (sekitar Rp40,9 triliun), kata Marles, seraya menambahkan bahwa sikap Washington terhadap kesepakatan tersebut "sepenuhnya mendukung."
Pada saat yang sama, Marles menolak untuk mengungkapkan secara spesifik tinjauan tersebut dan mengatakan bahwa pemerintah Australia masih mempelajari isi lengkapnya, menurut laporan ABC.
Tinjauan tersebut diserahkan kepada otoritas Australia menjelang pembicaraan antara Marles dan Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong dengan Menteri Perang AS Pete Hegseth dan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio pekan depan di Washington, kata ABC.
AUKUS merupakan kemitraan pertahanan trilateral yang diumumkan oleh AS, Inggris, dan Australia pada September 2021. Pilar pertama kemitraan tersebut menyangkut pembangunan armada kapal selam bertenaga nuklir Australia yang menggunakan teknologi AS dan Inggris.
Pilar kedua melibatkan pengembangan berbagai teknologi, termasuk robotika bawah air, elektronika kuantum, keamanan siber dan kemampuan peperangan elektronik, senjata supersonik dan mekanisme pertahanan lainnya.
Sumber: Sputnik/RIA Novosti
Baca juga: Potensi dampak AUKUS di Asia Tenggara
Baca juga: China kritik komitmen Trump soal kapal selam nuklir dalam pakta AUKUS
Penerjemah: Katriana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.




























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378185/original/075981100_1760216848-AP25284735312485.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378190/original/039584900_1760218805-haaland_norwegia_israel.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373515/original/005480400_1759823965-WhatsApp_Image_2025-10-07_at_14.42.51.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379757/original/042945100_1760361661-1.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5149557/original/032636000_1740992613-non-explicit-image-child-abuse.jpg)