KEMENTERIAN Kesehatan mendata beragam penyakit yang muncul setelah peristiwa bencana di Pulau Sumatera. Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Lucia Rizka Andalucia mengatakan jenis penyakit yang umumnya muncul ialah demam, batuk dan pilek, diare, dan penyakit kulit.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Itu yang paling banyak muncul di posko pengungsian,” kata Rizka saat ditemui di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Desember 2025.
Berdasarkan data dari Pusat Darurat Krisis Kesehatan Kemenkes atau HEOC periode 25 November–4 Desember 2025, penyakit terbanyak pasca bencana di Aceh, seperti penyakit kulit sebanyak 585 orang, ISPA sebanyak 484 orang, diare sebanyak 136 orang, dan influenza like illness (ILI) sebanyak 125 orang.
Masih dari sumber data yang sama, penyakit terbanyak yang menjangkit di daerah Sumatera Utara seperti penyakit kulit sebanyak 2.892 orang, ISPA sebanyak 2.817 orang, influenza like illness (ILI) sebanyak 666 orang, diare sebanyak 538 orang, dan demam tiroid sebanyak 502 orang.
Untuk daerah Sumatera Barat, jenis penyakit yang menjangkit terbilang banyak dan beragam. Di Sumbar, penyakit ISPA paling banyak diidap korban bencana sebanyak 500 orang.
Penyakit hipertensi sebanyak 312 orang, penyakit dematitis sebanyak 269 orang, penyakit febritis sebanyak 185 orang, demam sebanyak 165 orang, gastritis sebanyak 135 orang, rematik sebanyak 106 orang, tinea pedis (jamur pada kaki) sebanyak 92 orang, commond cold atau pilek sebanyak 92 orang, dan myalgia atau cedera otot sebanyak 57 orang.
Rizka mengatakan, sampai saat ini logistik perobatan masih sangat dibutuhkan untuk para korban bencana di lokasi pengungsian. “Itu kami suplai terus dan jangan sampai kekurangan,” kata dia.
Dia juga membenarkan bahwa ada beberapa daerah terdampak bencana yang mengakibatkan hancurnya gudang farmasi yang berisi obat-obatan dan vaksin. Ia tak bisa merinci jenis obat atau vaksin apa saja yang hancur.
Dengan kondisi tersebut, tenaga kesehatan sulit untuk menangani penyakit khusus seperti pasien yang mengharuskan cuci darah rutin atau hemodialisa. “Itu cuci darah kan harus rutin, enggak boleh ditunda,” katanya. “Sementara, supply ke sana terputus. Jadi kita menyuplai dari Medan pengadaannya. Kalau dari Jakarta terlalu jauh.”

17 hours ago
1




























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378185/original/075981100_1760216848-AP25284735312485.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378190/original/039584900_1760218805-haaland_norwegia_israel.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373515/original/005480400_1759823965-WhatsApp_Image_2025-10-07_at_14.42.51.jpeg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379757/original/042945100_1760361661-1.jpg)




:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5149557/original/032636000_1740992613-non-explicit-image-child-abuse.jpg)