Perjuangan Ibunda Raisa Melawan Kanker Paru Sebelum Meninggal Dunia

Liputan6.com, Jakarta Ibunda Raisa Andriana, Ria Mariaty meninggal dunia pada Sabtu, 29 November 2025. Kabar duka ini disampaikan kakak dari pelantun lagu Apalah, Rinaldi Nurpratama.

"Telah berpulang ke Rahmatullah: Istri tercinta, Ibu tersayang Ria Mariaty Binti Rachmat Ardiwinangoen Sabtu, 07.19 di RS Dharmais," tulis kakak dari Raisa itu di laman Instagram pribadinya pada Sabtu, 29 November 2025.

Sebelum meninggal dunia, ibunda Raisa menjalani pengobatan karena kanker paru. Ia didagnosis kanker paru stadium 4 setelah mengalami batuk berkepanjangan yang awalnya diduga tuberkulosis.

Kabar Ria Mariaty mengidap kanker paru diketahui publik pada Desember 2024. Rinaldi mengungkapkan sel kanker telah menyebar ke beberapa bagian tulang sang ibu.

"Kembali pada Desember 2024, kami dikejutkan oleh berita yang sangat menyedihkan—ibu kami didiagnosis mengidap kanker paru-paru, dan kanker tersebut telah menyebar ke beberapa bagian tulangnya," tulis Rinaldi.

Kabar itu mengagetkan bagi keluarga karena pada Mei di tahun yang sama sang ibu menjalani pemeriksaan kanker tapi tidak ada sel kanker terdeteksi.

Namun, pada Oktober 2024, Ria mengalami batuk berkepanjangan hingga sebulan. Ia pun memeriksakan diri ke dokter spesialis penyakit dalam dan paru-paru.

Ria Mariaty didiagnosis menderita tuberkulosis (TB/TBC) dan harus menjalani perawatan di rumah sakit dua minggu. Kembali ke rumah, ia mengalami berbagai efek samping pengobatan TB, seperti mual parah, muntah, kembung, dan pusing.

Setelah menjalani pengobatan di rumah sakit, tiga hari kemudian kondisi Ria Mariaty memburuk dan kembali dirawat di rumah sakit. Pada rawat inap kedua, dokter memutuskan untuk melakukan PET Scan guna memeriksa kemungkinan adanya kanker.

"Beberapa hari kemudian, hasilnya mengonfirmasi ketakutan terbesar kami—ibu mengidap kanker paru-paru stadium 4, yang telah menyebar ke beberapa bagian tulangnya," tutur Rinaldi.

Kanker paru stadium 4 membuat Ria Mariaty harus menjalani enam siklus kemoterapi dan enam sesi radioterapi sebagai bagian pengobatannya.Kondisi imunitas tubuh yang lemah membuat dokter menyarankan agar tidak menerima tamu selama pengobatan.

Menjaga kadar hemoglobin (HB), leukosit, dan trombositnya tetap stabil menjadi tantangan tersendiri, termasuk dengan bantuan transfusi darah.

Namun Rinaldi mengungkapkan semangat sang ibu luar biasa dalam menjalani pengobatan.

"Alhamdulillah, ibu tetap menunjukkan ketegaran luar biasa dan semangat yang tak tergoyahkan dalam perjuangannya untuk sembuh. Tekad kuatnya memberikan kami sekeluarga kekuatan tambahan untuk menjalani perjalanan ini bersama."

Rinaldi dan Raisa menjaga sang ibu selama menjalani pengobatan di rumah sakit. Tampak Raisa kerap mendampingi sang ibu yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Kakak beradik ini pun memperlihatkan kekompakan dalam memberikan dukungan ke sang ibu dalam menghadapi kanker paru.