Bogota, Kolombia/Istanbul (ANTARA) - Presiden Venezuela Nicolás Maduro menegaskan Amerika Serikat “tidak dapat mengalahkan Venezuela” karena negaranya tetap “tak terkalahkan” di tengah meningkatnya tekanan Washington.
Menanggapi kemungkinan intervensi AS, Maduro menyampaikan terima kasih “kepada semua orang yang dengan berani mendukung” Venezuela. Pernyataan itu ia sampaikan dalam sebuah program televisi nasional pada Selasa.
“Meski menghadapi perang psikologis dan politik selama berbulan-bulan, kami menerima pesan dukungan dalam jumlah yang tak terlukiskan,” kata Maduro yang menuding AS berusaha melemahkan pemerintahannya.
Sebelumnya, AS memasukkan organisasi kriminal Cartel de los Soles — yang diklaim dijalankan oleh Maduro dan pejabat senior Venezuela — ke daftar Organisasi Teroris Asing (FTO).
Langkah itu diumumkan bersamaan dengan peningkatan signifikan pengerahan militer AS di kawasan tersebut, termasuk satu gugus kapal induk besar dan pesawat tempur F-35.
Baca juga: Konflik AS-Venezuela: Trump dikabarkan akan bicara dengan Maduro
Washington mengatakan langkah itu diperlukan untuk menekan jaringan narkotika transnasional yang dianggap mengancam keamanan AS dan kawasan Amerika Latin.
Ketegangan AS–Venezuela meningkat sejak Agustus ketika Donald Trump memerintahkan pengerahan militer ke Karibia dengan alasan memberantas kartel narkoba dan memutus jalur penyelundupan yang menurutnya terkait dengan Maduro.
Venezuela menuduh Washington menggunakan isu narkotika sebagai dalih untuk menciptakan legitimasi bagi intervensi asing di negara itu. Pemerintahan Maduro menyebut tindakan AS itu sebagai ancaman terhadap kedaulatan nasional.
Caracas juga menegaskan bahwa langkah AS tersebut bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan yang sah dan membuka jalan bagi perubahan rezim melalui tekanan militer dan ekonomi.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Trump beri lampu hijau CIA siapkan operasi rahasia di Venezuela
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.



























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378185/original/075981100_1760216848-AP25284735312485.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373515/original/005480400_1759823965-WhatsApp_Image_2025-10-07_at_14.42.51.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378190/original/039584900_1760218805-haaland_norwegia_israel.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379757/original/042945100_1760361661-1.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5149557/original/032636000_1740992613-non-explicit-image-child-abuse.jpg)
