Liputan6.com, Jakarta - Selama musim hujan, risiko terserang flu dan pilek meningkat. Banyak orang tidak menyadari bahwa pakaian yang dikenakan sehari-hari bisa menjadi tempat kuman menempel dan bertahan hidup. Tidak hanya permukaan seperti gagang pintu atau layar ponsel yang bisa menjadi medium penyebaran, tapi juga kaus, jaket, hingga celana yang bersentuhan langsung dengan aktivitas harian.
Ahli mikrobiologi, Jason Tetro, menjelaskan, pakaian bersifat berpori dan mudah menyerap berbagai partikel dari lingkungan sekitar. "Pakaian pada dasarnya seperti cawan petri yang padat. Apa pun yang menyentuhnya akan menempel," ujar Tetro.
Dalam laporan Huff Post, para pakar menyebutkan sejumlah virus dan bakteri dapat bertahan lebih lama pada jenis kain tertentu, terutama bahan yang mudah menyerap dan menahan kelembapan. Setelah beraktivitas, mulai dari naik transportasi umum, bekerja di ruangan tertutup, hingga bertemu orang yang sedang sakit, jumlah kuman yang menempel pada pakaian bisa meningkat signifikan.
Namun, hal itu tidak otomatis membuat seseorang jatuh sakit. Banyak patogen cenderung terperangkap kuat di dalam serat kain sehingga tidak mudah berpindah. "Harus ada semacam guncangan pada kain untuk melepaskannya ke udara sehingga bisa terpapar," ujar Tetro.
Pakaian Basah Lebih Mudah Ditempeli Kuman
Kondisi pakaian juga memengaruhi banyaknya kuman yang bertahan. Pakaian yang lembap atau basah, misalnya akibat keringat atau kehujanan, menjadi lebih mudah ditempeli kuman. Sebaliknya, jika pakaian kering, risiko kontaminasi lebih rendah karena kuman cenderung tetap menempel di serat kain.
Lantas, berapa lama kuman dapat bertahan hidup pada pakaian? Tetro menyebutkan bahwa bakteri dan jamur bisa bertahan hingga 90 hari, tergantung kondisi lingkungan. Sementara itu, virus memiliki masa hidup lebih singkat. Untuk virus pernapasan umum seperti flu, COVID-19, dan RSV, partikel virus dapat bertahan dalam jumlah menular selama 8 hingga 12 jam.
Spesialis penyakit menular dan ahli alergi, Anne Liu, menegaskan bahwa pakaian sebenarnya bukan sumber utama penularan virus pernapasan. "Untuk sebagian besar virus pernapasan, pakaian bukanlah sumber penularan utama, melainkan melalui bersin dan batuk," kata Liu.
Liu juga menambahkan bahwa norovirus, virus penyebab muntaber, tidak dapat dibunuh hanya dengan hand sanitizer berbahan alkohol.
Jenis Kain Tempat Favorit Kuman Bertahan Hidup
Fakta menariknya, jenis kain sangat memengaruhi berapa lama kuman dapat bertahan hidup. Liu menjelaskan bahwa bahan sintetis seperti poliester membuat virus bertahan lebih lama dibandingkan serat alami seperti katun dan wol. "Bahan sintetis seperti poliester cenderung memungkinkan virus bertahan hidup lebih lama dibandingkan serat alami," kata Liu.
Apa penyebabnya? Tetro menjelaskan bahwa kain sintetis terbuat dari bahan petrokimia yang membuat permukaannya lebih berminyak. Lingkungan ini sangat disukai mikroba. "Kain sintetis biasanya terbuat dari petrokimia, yang berarti sangat berminyak," ujar Tetro.
Lebih lanjut, Tetro, mengatakan,"Mikroba yang juga berminyak di luar cenderung bertahan lebih lama dan akhirnya tumbuh jauh lebih cepat."
Dengan demikian, kain sintetis menyediakan lingkungan ideal bagi kuman untuk bertahan dan berkembang biak. Bagi orang yang sering berkeringat atau banyak beraktivitas di luar ruangan, pakaian berbahan sintetis bisa menjadi tempat bersarangnya mikroba.
Untuk mengurangi risiko, pastikan pakaian dicuci secara rutin, dikeringkan hingga benar-benar kering, dan segera ganti pakaian lembap setelah beraktivitas. Kebiasaan sederhana ini dapat membantu menekan penyebaran kuman selama musim flu.

2 weeks ago
12
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5434872/original/049282900_1764993764-rizka.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5431507/original/088147500_1764740449-6.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5409669/original/016256700_1762868199-pexels-joris-neyt-512471-1337585.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5053157/original/009129000_1734343078-1734338193786_ciri-demam-karena-kecapekan-pada-anak.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5434894/original/003503100_1764995446-sumarjaya.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5421671/original/039156000_1763955774-Fasilitas_Dapur_2_Satuan_Pelayanan_Pemenuhan_Gizi__SPPG_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376526/original/002811900_1760007161-sppg1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5038817/original/018757200_1733480769-fotor-ai-20241206172135.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434741/original/007590500_1764954691-WhatsApp_Image_2025-12-06_at_00.03.34.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5181437/original/012885100_1743979793-6c94bc67-c3c8-4107-9b85-6bd83668be8e.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4978695/original/009712500_1729761033-Screenshot_2024-10-24_153929.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5127398/original/065848400_1739171162-mufid-majnun-cM1aU42FnRg-unsplash.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434213/original/090792700_1764918890-edy_perpres.png)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5226660/original/050701400_1747753465-steptodown.com913068.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5434583/original/072066700_1764934343-lovely.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5434561/original/060399200_1764932683-Benny__2_.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434166/original/027877400_1764916857-kekerasan_pada_balita.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5430980/original/008426800_1764685937-1-Presentasi_HIFU__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5341392/original/064080400_1757311672-high-angle-doctor-explaining-anatomy.jpg)







:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378185/original/075981100_1760216848-AP25284735312485.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373515/original/005480400_1759823965-WhatsApp_Image_2025-10-07_at_14.42.51.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378190/original/039584900_1760218805-haaland_norwegia_israel.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379757/original/042945100_1760361661-1.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5149557/original/032636000_1740992613-non-explicit-image-child-abuse.jpg)
