Pakar: Batas usia 26 tahun tak selesaikan isu kewarganegaraan

1 week ago 7
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI) Hikmahanto Juwana menilai usulan pemerintah untuk menetapkan batas usia 26 tahun bagi anak perkawinan campuran untuk memilih kewarganegaraan tidak menyelesaikan akar masalah.

“Yang paling penting itu adalah kewarganegaraan itu, sekali lagi nih, penting untuk kita tahu dia punya loyalitas kemana. Kalau misalnya dia bilang, saya mau ke Indonesia, ya sudah,” kata Hikmahanto dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Rabu.

Hikmahanto menyampaikan hal tersebut dalam “Tinjauan Kritis terhadap UU No. 12/2006 dalam Perspektif Hukum” yang diselenggarakan oleh Masyarakat Perkawinan Campuran Indonesia (PerCa) di Jakarta.

Dia menilai perpanjangan batas waktu hanya memberi ruang berpikir, tanpa mengatasi masalah utama terkait loyalitas dan pengakuan kewarganegaraan, menambahkan ada kemungkinan negara lain tetap bisa menuntut kewajiban tertentu meski si anak memilih menjadi WNI.

Hikmahanto berpendapat pemerintah harus menyelesaikan persoalan kewarganegaraan secara menyeluruh dan tidak hanya melihat isu kewarganegaraan sebatas isu anak perkawinan campuran, menambahkan ada berbagai kasus yang memerlukan solusi komprehensif dan kebijakan yang tidak setengah-setengah.

Dia juga menyoroti birokrasi yang sering menyebabkan anak kehilangan kewarganegaraan meski memenuhi syarat, seperti kasus Gloria asal Prancis, menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh menempatkan aturan administratif di atas kehendak anak untuk menjadi WNI.

Hikmahanto menilai kurangnya sosialisasi membuat masyarakat kerap tidak mengetahui perubahan aturan, mengatakan bahwa pemerintah tidak dapat beranggapan bahwa seluruh warga memahami setiap regulasi baru tanpa penjelasan apa pun.

Selain itu, dia juga menilai adanya ego sektoral dalam penyusunan undang-undang yang membuat berbagai aturan saling tumpang tindih, mengatakan bahwa kondisi tersebut menjadi penghambat utama dalam penyelesaian isu kewarganegaraan.

Untuk itu, Hikmahanto mendorong pendekatan omnibus untuk merevisi aturan terkait agar perbaikan kewarganegaraan tidak terhambat, sekaligus mencegah tumpang tindih regulasi karena dia menilai bahwa pemerintah harus melihat persoalan kewarganegaraan secara menyeluruh, bukan hanya fokus pada satu isu.

Saat ini, anak hasil perkawinan campuran memiliki kewarganegaraan ganda terbatas hingga usia 18 tahun ditambah perpanjangan maksimal 3 tahun (total 21 tahun).

Pemerintah mengusulkan batas waktu itu diperpanjang menjadi 26 tahun agar anak memiliki waktu lebih panjang untuk menentukan kewarganegaraannya.

Menurut data dari PerCa, hingga saat ini jumlah anak hasil perkawinan campuran anggota PerCa yang stateless (tidak memiliki kewarganegaraan Indonesia atau asing) mencapai 556 orang dari total 1823 orang, dan sebanyak 823 orang dari total tersebut memiliki dua kewarganegaraan.

Baca juga: Imipas luncurkan Global Citizenship solusi isu kewarganegaraan ganda

Baca juga: Asdep Kemenko: Sinergitas penting selesaikan isu kewarganegaraan

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article