DERU mesin alat berat dan gergaji mesin bersahutan di Desa Garoga, Kecamatan Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara sejak pagi hingga menjelang petang pada Kamis, 4 Desember 2024.
Dua alat kerja itu tengah dioperasikan untuk memotong dan membersihkan sampah material kayu yang hanyut terbawa bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara pada 25 November lalu.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Berdasarkan pengamatan Tempo di Batangtoru, nampak tumpukan kayu memenuhi aliran Sungai Garoga yang menyebabkan aliran tersumbat dan membentuk aliran sungai baru di area yang sebelumnya merupakan pemukiman warga.
"Jembatan Garoga menuju ke Sibolga terputus karena dihantam kayu besar saat banjir," kata Ashari Hasibuan warga Desa Garoga yang kediamannya hancur akibat bencana tersebut saat ditemui di Batangtoru, Kamis, 4 Desember 2025.
Dia bercerita, operasi pembersihan menggunakan alat berat telah dilakukan sejak Senin, 1 Desember 2025 atau ketika air banjir dinyatakan surut dan alat berat dapat dipastikan beroperasi.
Kendati begitu, kata dia, mengingat jumlah material kayu yang amat banyak, pengerjaan yang mengoperasikan 23 alat berat dari korporasi dan 1 alat berat dari Kementerian Pekerjaan Umum itu belum dapat rampung seluruhnya.
"Baru terbuka akses untuk orang-orang berjalan kaki menuju Tapanuli Tengah atau ke Batangtoru," ujar Ashari.
Kecamatan Batangtoru di Kabupaten Tapanuli Selatan menjadi wilayah paling terdampak bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi lebih dari sepekan lalu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Tapanuli Selatan per 4 Desember 2025 mencatat, jumlah korban meninggal dunia bertambah 3 jiwa dari sebelumnya 81 jiwa menjadi 84 jiwa.
Masih berdasarkan data BPBD Tapanuli Selatan, jumlah korban yang mengalami luka-luka imbas bencana ini adalah sebanyak 69 orang, sementara jumlah pengungsi mencapai 6.971 jiwa, dan 31 jiwa masih dinyatakan hilang.
Sebelumnya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan pemerintah memiliki banyak pertimbangan sehingga belum menetapkan bencana banjir bandang dan tanah longsor di Sumatera sebagai bencana nasional.
Kendati begitu, Prasetyo tak merinci ihwall berbagai pertimbangan yang dimaksudkan. Ia berdalih, tidak semua pertimbangan bisa disampaikan terbuka ke publik.
Menurut dia, penetapan status darurat bencana nasional bukan masalah paling penting. "Bukan masalah statusnya. Tetapi, sekali lagi yang paling penting adalah masalah penanganannya," ujar politikus Partai Gerindra itu pada Rabu, 3 Desember 2025 di Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno mengatakan, Presiden Prabowo telah mengintruksikan kepada seluruh kementerian dan lembaga untuk memperlakukan bencana di Sumatera sebagai prioritas nasional.
"Termasuk jaminan bahwa dana dan logistik nasional tersedia secara penuh, salah satunya pada saat tanggap darurat ini menggunakan Dana Siap Pakai," kata Pratikno dalam konferensi pers di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu lalu.

1 day ago
2



























:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378189/original/057508300_1760218015-AP25284765147801__1_.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378185/original/075981100_1760216848-AP25284735312485.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5373515/original/005480400_1759823965-WhatsApp_Image_2025-10-07_at_14.42.51.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378190/original/039584900_1760218805-haaland_norwegia_israel.jpg)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5379757/original/042945100_1760361661-1.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5149557/original/032636000_1740992613-non-explicit-image-child-abuse.jpg)
